Tanjab Barat – Memasuki musim pancaroba, musim berkembang biaknya Nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).
Berdasarkan informasi yang didapat tercatat sejak Januari hingga pertengahan Agustus 2022 saat ini, berdasarkan data dari pihak RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal, Rumah Sakit telah menangani 78 Kasus Demam Berdarah Dengue.
Mirisnya dari banyaknya kasus DBD yang terjadi, salah seorang Warga di Tanjung Jabung Barat meninggal dunia diduga terjangkit Demam Berdarah Dengue dimana hasil diagnosa terakhir dilakukan di Kota Jambi.
Kepala Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Barat, Jambi H Zaharuddin, SKM sehubungan dengan adanya Warga meninggal dunia terjangkit DBD menyebutkan, pihaknya sudah menindaklanjuti dengan melakukan pengasapan di lingkungan terindikasi munculnya DBD.
“Terlepas darimana terjangkitnya, Wilayah setempat sudah kita tindaklanjuti dengan pengasapan (fogging),” kata H Zaharuddin usai mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden RI di Gedung DPRD Tanjab Barat, Selasa (16/8/22).
Menurut Kadinkes, indikasi pengasapan dilakukan setelah ditemukan kasus positif DBD. Tetapi pengasapan yang dilakukan hanya efektif dalam membunuh Nyamuk Dewasa tidak untuk memberantas Larva, Telur dan Jentik Nyamuk.
“Maka dari itu kita sarankan kepada Masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M (Menguras, Menutup Tempat Penampungan Air, Mengubur Barang Bekas) itu yang paling penting,” katanya.
Selain itu Masyarakat dalam mencegah terjangkitnya DBD bisa dengan menghindari gigitan Nyamuk dengan tidur menggunakan kelambu dan menyalakan atau menggunakan anti Nyamuk.
“Seperti yang telah kita sampaikan fogging hanya memberantas nyamuk dewasa. Terpenting adalah Masyarakat dapat menjaga kebersihan Lingkungan,” tegasnya lagi.
Kepala Dinas Kesehatan Tanjung Jabung Barat H Zaharuddin, SKM mengatakan, Dinas kesehatan dalam hal ini, sudah melakukan berbagi upaya menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue khsusnya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sendiri.
“Kita sudah melakukan Sosialisasi DBD di Masyarakat, menggalakan PSN, kegiatan penyelidikan epidemiologi dan pengasapan. Kembali lagi jika PSN adalah hal terpenting dalam memberantas DBD dan dibutuhkan kerjasama dari Masyarakat,” pungkasnya. (*#)