TANJAB BARAT – Menyikapi viral volume timbangan beras untuk ASN kurang 6,035 Kilogram yang disalurkan pada Maret 2023.
Ketua LSM Petisi Syarifuddin. AR turut angkat bicara. Ia mengapresiasi instani terkait sigap menyikapi. Akan kata dia tetapi ada yang lucu dan tak nyambung.
“Mana ada istilah kekurangan timbangan itu manusiawi, apalagi bila dilakukan sengaja, jelas bertentangan dengan ajaran Islam apalagi ketentuan hukum yang telah berlaku di negara ini?,” ujarnya, Jumat (9/3/23).
Takaran timbangan dalam muamalah Islam itu wajib sesuai.“Pernyataan manusiawi itu mengada-ngada, dan terkesan berpihak ke suplayer, sementara yang dirugikan ASN, dia juag ASN, lucukan?,” sambungnya.
Lajut Syarifudin, lucu berikutnya, ASN kritisi lewat timbangan digital yang nilainya kurang dari 6.035.
“DKP lakukan cek ulang dengan dacing Manual, coba tes digital jug agar balance,” ujarnya.
Syarifuddin menambahan komplain terkait kekurangan volume beras kolektif melalui masing-masing OPR itu pun mengelitik.
“Wong kurangnya kisaran 1 ons atau ½ ons, apa iya OPD akan mengusulkan, kalau pun iya diusulkan lalu dibayar/ganti oleh penyalur misal dibulan berikutnya ASN tersebut dapat tambahan stengah mate, kan lucu, diantar ke OPD, buang-buang kertas buat Nota Dinas,” kata dia.
Menurutnya masalah ini harus disikapi serius, program ini bagus membantu petani lokal, tapi ingat di dalamnya ada bianis, kemudian ada aparatur yang merasa dirugikan akibat volume itu.
“Instansi terkait baiknya lakukan uji kalibrasi antara timbangan manual dan digital. Jika tidak bulan-bulan esok, ribut lagi soal ini, saya yakin ASN itu ada yang ringam tapi tak berani becakap,” tukasnya.
Sebelumnya, Kepala DKP Tanjab Barat, Isumar mengatakan kalau satu atau dua karung dari 3.059 karung beras ASN mengalami kekurangan volume itu manusiawi.
Isumar berdalih semua pengilang menakar dengan timbangan Manual.
“Semua penggilingan padi menggunakan timbangan manual tidak menggunakan timbangan digital. Perbedaan volume ini mungkin dari timbangan yang digunakan,” kata Isumar, Kamis (9/3/23).
Isumar juag menyebut, pihak DKP sudah menindaklanjuti persoalan yang terjadi ke penggilingan dan secara acak menimbang kembali beras yang belum disalurkan (gunakan timbangan manual red).
“Kemarin kita sudah langsung tindaklanjuti bersama Inspektorat turun ke penggilingan untuk ditambah sebelum dikirim dan jumlahnya cukup,” katanya.(*#)