TANJAB BARAT – Siswa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tanjab Barat menggelar aksi demonstrasi di halaman sekolah memprotes sejumlah kebijakan yang dibuat oleh Plt. Kepala Sekolah dinilai menyengsarakan para pelajar dan mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak nyaman.
Aksi demonstrasi yang dimulai pukul 10.00 WIB, senin 07 november 2022 itu tampak siswa dan siswi turun ke halaman sekolah membentangkan spanduk yang bertuliskan ‘Stop Penindasan’, kemudian ‘Stop Arogansi Kepsek’, ‘Kami tak Butuh Kepsek yang Keras yang tidak Mendukung Murid Berprestasi dan banyak Aturan yang Tidak Mendidik.
Salah seorang siswi, dalam orasinya mengungkapkan bahwa terdapat 14 tuntutan yang pihaknya sampaikan ke Kepsek sebagai bentuk ketidaknyamanan nya selama ini lebih kurang tiga bulan Dra. Nurliah menjabat sebagai kepala sekolah di SMK Negeri 1 Tanjab Barat. Ia meminta agar Kepsek mengevaluasi kembali serta membenahi sejumlah kebijakan dan keamanan sekolah.
“Sekolah ini terlalu banyak aturan dengan kepemimpinan Plt Kepsek (red. Dra. Nurliah), sekarang sehingga kami sebagai siswa tidak merasakan adanya kenyamanan belajar. Kemana dana ATK Dana Bos ? (Spidol, sapu, serokan, buku absen DLL). Kepsek terlalu arogan dengan siswa/i (sikap yang sombong, congkak, angkuh, dan memaksakan kehendak. Mana fungsi satpam ? Kenapa Halm dan motor siswa bisa hilang. Kami Ingin Bisnis Center dibuka Kembali. Kenapa baju seragam kelas 10 belum jadi ? Sedangkan sudah banyak yang lunas. Tolong Organisasi kesiswaan di aktifkan Kembali.” Tegasnya.
“Kenapa Penggunaan Fasilitas di sekolah dibatasi. Tidak mendukukung anak berprestasi. Kemana anggaran HUT RI. Ada masalah apa dengan pengunduran pak Hasan. Wc yang tidak terawat. Tidak adanya listrik di bangunan atas. Turunkan nominal uang komite seperti semula.” Ucapnya sambil membacakan rilis tuntutan.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan siswa/siswi ini merupakan langkah terakhir yang diambil sebab, sebelumnya melaui Osis dan Wali kelas membahas permasalahan ini namun diduga tidak pernah direspon oleh Kepala Sekolah sehingga kekecewaan para siswa meluap dengan melakukan aksi di halaman sekolah.
Setelah lebih kurang 2 jam para murid menyampaikan pendapat, pihak kepolisian yang dikoordinir langsung oleh Kapolsek Tungkal Ilir, IPTU Agung Heruwibowo meminta agar masalah ini diselesaikan ditingkat majelis guru maupun komite serta perwakilan siswa/siswi untuk dapat mengutarakan persoalan yang terjadi.
“Silahkan berpendapat tapi dengan santun karena ini guru kita, kalian terdidik harus beretika, sampaikanlah apa-apa saja yang menjadi keluh kesah adik-adik nanti sama-sama dicari jalan keluarnya. Kami disini hanya memfasilitasi.” Sebut Kapolsek Tungkal Ilir.
Dari 14 poin-poin yang disampaikan itu para siswa ingin dapat kembali belajar dengan nyaman seperti sebelumnya disekolah, yakni perbaikan sarana dan prasarana sekolah dimana saat ini toilet laki-laki dan perempuan digabung dengan kondisi pintu yang rusak, kemudian listrik di sejumlah gedung selama ini tidak berfungsi.
Bukan hanya itu saja, uang komite menjadi persoalan yang semula per-murid dimintai Rp.35 ribu dan kini naik menjadi Rp.45 ribu, sementara pembangunan di sekolah masih banyak yang belum layak. Belum lagi kondisi keamanan kendaraan para siswa terancam kerap kehilangan helm dan motor saat jam pelajaran.
“Kami minta buk untuk uang komite diturunkan karena kami disini banyak anak yang kurang mampu rata-rata orang tua bekerja sebagai buruh. Dan juga satpam tolong stanby dipos penjagaan karena selama ini tidak pernah ada dan banyak helm kami hilang, motor hilang.” Tutur perwakilan siswa.
Para siswa menganggap bahwa sekolah saat ini menghambat prestasi peserta didik dengan tidak merespon sejumlah kegiatan sekolah baik dari kejuruan maupun dari dari Organisasi Osis dengan alasan tidak adanya anggaran sekolah.”Kami pernah masuk kan proposal untuk mengembangkan praktek kami, tapi ditolak kenapa buk, terus organisasi Pramuka mengadakan kegiatan HUT RI ditolak mereka tetap melaksanakan dengan uang sendiri, jadi kemana anggaran untuk organisasi ?.” Sebutnya heran.
Sementara itu, Plt. Kepsek SMK Negeri 1 Tanjab Barat, Dra. Nurliah menyebutkan bahwa sejumlah kebijakan yang sekolah buat tentunya untuk kedisiplinan para siswa/siswi dan terkait komite ia menegaskan bahwa hingga saat ini ketua komite belum dikukuhkan.
“Kita terima semua tuntutan siswa dan siswi ini walaupun ke 14 tuntutan ini kita anggap mereka tidak memahaminya, seperti wc tidak terawat ya dari dulu tidak terawat sekarang kita baru mencoba, terus menurunkan dana komite nah saya saja belum meresmikan komite kita.” Tegas Plt. Kepsek.
“Kemudian bisnis center, nah bisnis center ini belum ada laporan nya bagaimana saya mau membukanya, terus masalah listrik saya bingung juga dana listrik memang tidak ada dananya dan dana kegiatan HUT RI itu memang tidak ada dananya. Jadi tuntutan anak ke 14 nya ini saya anggap ya sudah lah anak-anak itu memang menyampaikan aspirasinya walaupun semuanya itu mereka tidak paham.” Tandasnya. (Mam)